Fahad : Pemilu dan Demokrasi di Bangkalan
|
Ketua DPRD Bangkalan (Moh Fahad) dan anggota Bawaslu Bangkalan saat silaturahmi dalam rangka penguatan kelembagaan.
Pemilihan Umum tahun 2019 telah berlalu, banyak peristiwa yang terjadi pada saat pemilu berlangsung, mulai dari banyaknya laporan pelanggaran pemilu dan banyaknya permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) berdasarkan data yang dimiliki Bawaslu Kabupaten Bangkalan.
Ketua DPRD Bangkalan Moh Fahad menilai banyaknya laporan yang masuk di Bawaslu Bangkalan dan banyaknya PHPU di MK menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Bangkalan sudah mulai dewasa dalam berdemokrasi. Karena mencari jalan keluar dengan bijak menjadi salah satu tolak ukur kedewasaan seseorang dalam berdemokrasi.
Peran serta dalam menjaga marwah demokrasi menjadi harapan semua pihak. Hal tersebut yang terjadi di kabupaten Bangkalan pada saat pemilu tahun 2019. Bangkalan yang awalnya masuk zona merah sebagai pemilu/pemilihan yang imajinir, namun pada saat pemilu tahun 2019 demokrasi di Kabupaten Bangkalan sudah keluar dari zona merah dan masuk ke zona hijau.
“demokrasi di Kabupaten Bangkalan mengalami progres ke arah yang lebih baik, ini semua tidak lepas dari peran Besar Bawaslu Kabupaten Bangkalan sebagai pengawas pemilu ditingkat Kabupaten,” ungkapnya.
Hadirnya Bawaslu Bangkalan dengan kewenangannya dalam mengawasi semua tahapan, mulai dari tahapan pemutakhiran pemilih sampai dengan rekapitulasi suara, saya yakin kedepan pemilu dan pilkada akan lebih baik lagi di Kabupaten Bangkalan.
Moh Fahad mengajak kepada seluruh peserta pemilu agar berkompetisi dengan fair. Berkompetensi dalam pemilu jangan hanya di artikan menang dan kalah, tetapi jauh lebih penting kita harus memikirkan masa depan masyarakat Kabupaten Bangkalan.
Kembali Moh Fahad berharap pemilih untuk selektif dalam menentukan pilihannya, baik dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah (Pilkada). Masyarakat Bangkalan kedepan harus menjadi pemilih yang cerdas, supaya menghasilkan pemimpin yang cerdas pula.
“Tiga komponen besar antara penyelenggara, peserta dan pemilih harus membangun sinergitas menuju sebuah peradaban pemilu yang demokratis”, tuturnya.
Harapan Fahad kepada Bawaslu untuk pilkada dan pemilu yang akan datang, agar menjaga kondusipitas demokrasi lima tahunan tersebut.Tag
Berita