Lompat ke isi utama

Berita

Dari Empat Berubah Delapan

Oleh : Buyung Pambudi

Anggota Bawaslu Kabupaten Bangkalan

Betapa banyaknya informasi terkait virus covid-19 (corona virus disease 19) membanjiri grup-grup whatsApp. Media sosial ramai sekali, hampir semua lini masa memuat hal-hal terkait virus corona. Baik dari jumlah pasien yang positif, diduga positif, hingga orang-orang yang sembuh maupun meninggal akibat virus tersebut.

Bahkan, tidak sedikit orang yang membagikan saran, kiat, dan trik supaya terhindar dari bahaya virus corona.

Tsunami informasi tentang virus corona menjalar ke dalam ruang paling ”intim” dalam kehidupan manusia, telepon seluler (ponsel). Iya, ponsel menjadi ”ruang terintim” umat manusia saat ini. Tidak sedikit pasangan suami istri yang mengunci layar ponsel milik masing-masing. Bagi suami maupun istri, ponsel menjadi privasi tersendiri, padahal mereka suami istri. Hadeeeh…

Saking banyaknya berita bercampur baur dengan hoaks perihal corona, istri saya yang semula tidak terlalu khawatir, berubah menjadi takut kalau-kalau virus corona sampai menjangkiti keluarga. Tingkat ketakutan yang semula empat naik drastis menjadi delapan, dari skala 1 hingga 10. Skala satu artinya tidak takut sama sekali, sedangkan skala sepuluh berarti sangat takut.

Ramai di udara, sepi di darat. Jalanan, gang-gang perumahan, kampus, pusat perbelanjaan, pasar, tempat ibadah jadi sepi. Halaman parkir Stadion Gelora Bangkalan (SGB) tempat saya biasa menemani si kecil naik odong odong, ikut sepi. Tidak ada lagi odong odong dengan lampu kelap kelip disertai alunan lagu anak-anak. Rumah balon, persewaan sepeda motor mini, maupun penjual kopi juga tidak ada lagi. Lebih tepatnya, tidak ada lagi yang membeli atau menyewa, sehingga pemiliknya memilih untuk ditutup saja.

Memilih berjualan di rumah, menjual sepeda motor, berjualan apa saja asal bisa menyambung hidup. Atau jika tidak ada lagi yang bisa dijual terpaksa pinjam uang ke orang sekitar, sanak keluarga maupun tetangga. Ini curahan hati beberapa langganan saya yang biasa berjualan di SGB setelah wabah corona.

Saya masih beruntung, punya pekerjaan dengan pendapatan rutin tiap bulan. Itupun, tetap terkena dampak wabah corona. Pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam bentuk tatap muka, saat ini berubah menjadi dalam bentuk daring (dalam jaringan/online). Rapat koordinasi Bawaslu se-Jawa Timur dilakukan menggunakan video conference menggunakanaplikasi Zoom. Di tengah kondisi seperti saat ini, menjalankan tugas serta kewajiban harus tetap terlaksana meski dengan beberapa sikap yang berbeda. Percayalah! Badai pasti berlalu, semoga cepat.

Tag
Opini